Sabtu, 25 Februari 2012

Siwak VS air Seni


Tahukah anda bahan apa yang digunakan bangsa Romawi dan Eropa abad pertengahan untuk membersihkan gigi mereka? Air seni !!! jauh sebelum pasta gigi dikenal, para dokter Mesir kuno telah menemukan pasta gigi yang terbuat dari bahan batu apung dicampur cuka. Hal ini masih lumayan bila dibandingkan dengan pasta gigi bangsa Romawi,yang lagi-lagi, dibuat dari air seni. Konon, air seni yang paling manjur adalah air seni yang diimpor dari Portugal. Mungkin karena dibawa dari jauh sehingga kadar amoniaknya didalamnya semakin banyak sehingga tak terkira bau pesingnya. Sebagaimana kepercayaan bangsa Romawi yang menganggap amoniak dapat membersihkan badan dan pakaian mereka juga percaya amoniak baik untuk gigi dan gusi.
Air seni konon dapat memutihkan gigi dan meneguhkan letak gigi pada gusi sehingga air seni juga dipakai untuk kumur-kumur. Hal ini berlangsung hingga abad XVIII di Eropa. Di Indonesia, nenek moyang kita menggunakan bubuk batu bata untuk membersihkan gigi. Gigi memang terlihat bersih namun bubuk batu yang keras dapat menggores email gigi. Cara lain adalah dengan mengunyah daun sirih. Sirih yang dicampur potongan pinang, gambir dan bahan-bahan lainnya memang berkhasiat membunuh kuman, namun cara ini dianggap kurang elite bagi anak-anak zaman sekarang. Bibir bsa menjadi merah dan gigi juga menghitam.
Bagaimana dengan ajaran islam?? Sejak jauh-jauh hari, Rasulullah telah mewanti-wanti umatnya untuk rajin bersiwak. Berbagai penelitian menunjukkan beberapa manfaat dari bersiwak bagi kesehatan. Mulai dari kuman dan ulat-ulat perusak gigi ~hasil penelitian seorang ilmuwan Jerman bernama Roodat, direktur lembaga penelitian tentang kuman dan penyakit menular di Universitas Roostook Jerman Timur tahun 1961~ mengandung Kristal tertentu yang merupakan zat pembersih warna kuning gigi sehingga orang yang menggunakannya memiliki gigi dan gusi yang kuat. Konon akibat khasiatnya ini, banyak pasta gigi modern yang mencampurkan zat-zat kimiawi dalam batang tumbuhan (kayu) araak sebgai batng siwak. Rasulullah juga menggunak tanaman araak ini untuk bersiwak karena memiliki bau yang khas dan terasa hangat. Hal yang lebih menakjubkan adalah bahwa siwak telah digunakan umat Islam sejak 14 abad yang lalu, disaat yang sama bangsa barat masih berkumur-kumur dengan air seni. Jadi, sekarang tinggal pilih manakah yang lebih baik, siwak atau air seni???
 .sumbangan-sumbangan besar ilmuwan muslim abad pertengahan.25/02/2012 @ asmanaiar

Jumat, 24 Februari 2012

Mengambil Makna


Hari ini hari yang paling mulia dalam seminggu ini. Ya, hari Jum’at. Jadwal kuliah jam 10.00, tapi harus berangkat ke kampus jam 8 karena ada yang ingin didiskusikan dengan beberapa orang. Masalah organisasi. Sekalian jaga stand karena memang masih dalam masa Open Recruitment kelas alat peraga, kelas  robotika dan A-Club. Rasanya menyenangkan bila membahas hal-hal penting dengan teman-teman, berbagi ide dan pengalaman.
Hampir jam sepuluh, beranjak dari lantai 1 fakultas ke lantai 3. Meninggalkan mas Fay dan mas Tri “berdua” jaga stand. Mereka gag ada kuliah seharian, haha… memang sekarang sudah gag sekelas penuh seperti semester-semester dulu. Sudah menentukan pilihannya masing-masing.
Fisika zaman purbakala. Yupp… itu judul kuliah kali ini. Dari beberapa yang aku pahami, entah informasi yang aku dapatkan penuh atau tidak. Hehehe kira-kira seperti ini.. menurut Auguste Comte, masyarakat yang pola pikirnya masih dipengaruhi oleh kepercayaan akan hal-hal mistis (condong ke arah agama) mereka dianggap sebagai masyarakat primitive, sementara masyarakat yang berpola pikir positivisme (condong ke arah sains) mereka adalah masyarakat modern. Zaman <500 tahun SM masyarakat hidup dalam mitologi. Yang mana langit dibagi dalam konstelasi bintang. Dan konstelasi itu digambarkan dalam bentuk imajinasi mereka, seperti Orion, Andromeda dan lain-lain. Sebenarnya siapapun bisa mengimajinasikan bentuk konstelasi-konstelasi itu, termasuk kita. Tapi masalahnya apakah hasil imajinasi kita itu diakui dunia atau tidak???? Bintang-bintang itu mau kita bayangkan jadi apapun bisa, mau ubur-ubur, ayam, sandal.. bisa!!! Tapi kita kan gag hidup dizaman purbakala temaaann…
Masyarakat dahulu mempercayai bahwa sifat yang ada dalam diri kita dipengaruhi oleh rasi bintang di bulan itu, misalnya ini bulan Februari, berarti jika kamu lahir di bulan Februari sifat mu kaya Pisces. (amis, licin, mata belo’… kaya gitu kali ya??) tapi coba deh renungkan, apa hubungannya sifat seseorang sama pergerakan benda-benda alam semesta? Menurut yang aku tangkap, adanya konstelasi bintang tertentu, atau lebih umumnya rasi bintang tertentu, itu hanya ada dalam satu bulan sekali, jadi setiap pergantian bulan itu kondisi alamnya kan sudah berubah lagi dibanding dengan bulan sebelumnya makanya budaya dari tiap bulannya juga berbeda. Nah budaya ini, sedikit mempengaruhi sifat yang dimiliki orang tersebut. Kira-kira seperti itu.
Adanya teori Geosentris dan Heliosentris juga memberikan sumbangan gagasan bahwa matahari atau bintang memiliki peran sebagai:
1.  Petunjuk arah
2.  Hiasan
3.  Pelempar setan
Bicara tentang lempar melempar… mengapa ketika kita melempar batu ke atas atau ke arah manapun, selalu jatuh ke bawah?? Sebagai orang fisika, pasti jawabnya karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Kemudian ketika batu itu dilempar dengan tenaga yang sekuat-kuatnya (selama masih dalam atmosfir bumi tetap saja batu itu jatuh ke bawah, mengapa?? Lagi-lagi kita menjawabnya karena pengaruh gaya grafitasi bumi. Bisakah kita merenungkannya lagi?? Dilihat dari sudut pandang yang lain, ketika batu itu dilempar entah kemana, maka ia akan kembali lagi jatuh ke bumi. Karena memang batu itu berasal dari bumi. Lalu mengapa ketika menyalakan api, api itu tidak jatuh ke bawah? Jawabannya, karena memang api tidak berasal dari bumi, dia berasal dari luar bumi ini. Hikmahnya.. SEBERAPAPUN JAUHNYA KITA, DIMANAPUN KITA, PASTI PADA AKHIRNYA AKAN KEMBALI KE TEMPAT ASALNYA.
Memang segala sesuatu itu baru dianggap sebagai ilmu pengetahuan bila dapat dibuktikan. Orang barat menganggapnya sebagai scientist, yaitu apabila dapat dibuktikan secara indrawi dan rasional. Sementara bagi umat Muslim lebih ke arah ilmiah(berawal dari kata ilmu). Ilmiah itu apabila suatu gagasan dapat dibuktikan secara idrawi, nalar dan dapat dibuktikan dengan dalil.
Mungkin dulu banyak orang yang mengaggap aneh dan bertanya-tanya dengan salah satu hadits nabi tentang lalat, yaitu ketika lalat masuk kedalam air, maka celupakanlah lalat itu kedalamnya sekalian. Bagaimana mungkin? Lalat yang dikenal sebagai binatang yang menjijikkan itu justru diperintahkan untuk ditenggelamkan sekalian? Sebenarnya makna apa yang terkandung dalam pesan Rasulullah itu... Seiring dengan perkembangan teknologi, setelah diadakan penelitian, ternyata pada satu sisi sayap lalat itu terdapat racun yang berbahaya, dan penawar dari racun itu ada di satu sisi yang lain pada sayapnya. Jadi hikmahnya, DARI MANAPUN RACUN ITU BERASAL, PASTI PENAWARNYA TAK JAUH DARI RACUN TERSEBUT. Percayalah !!

Jum’at, 24/02/2012. Yogyakarta @ Asmaniar.