Jumat, 24 Februari 2012

Mengambil Makna


Hari ini hari yang paling mulia dalam seminggu ini. Ya, hari Jum’at. Jadwal kuliah jam 10.00, tapi harus berangkat ke kampus jam 8 karena ada yang ingin didiskusikan dengan beberapa orang. Masalah organisasi. Sekalian jaga stand karena memang masih dalam masa Open Recruitment kelas alat peraga, kelas  robotika dan A-Club. Rasanya menyenangkan bila membahas hal-hal penting dengan teman-teman, berbagi ide dan pengalaman.
Hampir jam sepuluh, beranjak dari lantai 1 fakultas ke lantai 3. Meninggalkan mas Fay dan mas Tri “berdua” jaga stand. Mereka gag ada kuliah seharian, haha… memang sekarang sudah gag sekelas penuh seperti semester-semester dulu. Sudah menentukan pilihannya masing-masing.
Fisika zaman purbakala. Yupp… itu judul kuliah kali ini. Dari beberapa yang aku pahami, entah informasi yang aku dapatkan penuh atau tidak. Hehehe kira-kira seperti ini.. menurut Auguste Comte, masyarakat yang pola pikirnya masih dipengaruhi oleh kepercayaan akan hal-hal mistis (condong ke arah agama) mereka dianggap sebagai masyarakat primitive, sementara masyarakat yang berpola pikir positivisme (condong ke arah sains) mereka adalah masyarakat modern. Zaman <500 tahun SM masyarakat hidup dalam mitologi. Yang mana langit dibagi dalam konstelasi bintang. Dan konstelasi itu digambarkan dalam bentuk imajinasi mereka, seperti Orion, Andromeda dan lain-lain. Sebenarnya siapapun bisa mengimajinasikan bentuk konstelasi-konstelasi itu, termasuk kita. Tapi masalahnya apakah hasil imajinasi kita itu diakui dunia atau tidak???? Bintang-bintang itu mau kita bayangkan jadi apapun bisa, mau ubur-ubur, ayam, sandal.. bisa!!! Tapi kita kan gag hidup dizaman purbakala temaaann…
Masyarakat dahulu mempercayai bahwa sifat yang ada dalam diri kita dipengaruhi oleh rasi bintang di bulan itu, misalnya ini bulan Februari, berarti jika kamu lahir di bulan Februari sifat mu kaya Pisces. (amis, licin, mata belo’… kaya gitu kali ya??) tapi coba deh renungkan, apa hubungannya sifat seseorang sama pergerakan benda-benda alam semesta? Menurut yang aku tangkap, adanya konstelasi bintang tertentu, atau lebih umumnya rasi bintang tertentu, itu hanya ada dalam satu bulan sekali, jadi setiap pergantian bulan itu kondisi alamnya kan sudah berubah lagi dibanding dengan bulan sebelumnya makanya budaya dari tiap bulannya juga berbeda. Nah budaya ini, sedikit mempengaruhi sifat yang dimiliki orang tersebut. Kira-kira seperti itu.
Adanya teori Geosentris dan Heliosentris juga memberikan sumbangan gagasan bahwa matahari atau bintang memiliki peran sebagai:
1.  Petunjuk arah
2.  Hiasan
3.  Pelempar setan
Bicara tentang lempar melempar… mengapa ketika kita melempar batu ke atas atau ke arah manapun, selalu jatuh ke bawah?? Sebagai orang fisika, pasti jawabnya karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Kemudian ketika batu itu dilempar dengan tenaga yang sekuat-kuatnya (selama masih dalam atmosfir bumi tetap saja batu itu jatuh ke bawah, mengapa?? Lagi-lagi kita menjawabnya karena pengaruh gaya grafitasi bumi. Bisakah kita merenungkannya lagi?? Dilihat dari sudut pandang yang lain, ketika batu itu dilempar entah kemana, maka ia akan kembali lagi jatuh ke bumi. Karena memang batu itu berasal dari bumi. Lalu mengapa ketika menyalakan api, api itu tidak jatuh ke bawah? Jawabannya, karena memang api tidak berasal dari bumi, dia berasal dari luar bumi ini. Hikmahnya.. SEBERAPAPUN JAUHNYA KITA, DIMANAPUN KITA, PASTI PADA AKHIRNYA AKAN KEMBALI KE TEMPAT ASALNYA.
Memang segala sesuatu itu baru dianggap sebagai ilmu pengetahuan bila dapat dibuktikan. Orang barat menganggapnya sebagai scientist, yaitu apabila dapat dibuktikan secara indrawi dan rasional. Sementara bagi umat Muslim lebih ke arah ilmiah(berawal dari kata ilmu). Ilmiah itu apabila suatu gagasan dapat dibuktikan secara idrawi, nalar dan dapat dibuktikan dengan dalil.
Mungkin dulu banyak orang yang mengaggap aneh dan bertanya-tanya dengan salah satu hadits nabi tentang lalat, yaitu ketika lalat masuk kedalam air, maka celupakanlah lalat itu kedalamnya sekalian. Bagaimana mungkin? Lalat yang dikenal sebagai binatang yang menjijikkan itu justru diperintahkan untuk ditenggelamkan sekalian? Sebenarnya makna apa yang terkandung dalam pesan Rasulullah itu... Seiring dengan perkembangan teknologi, setelah diadakan penelitian, ternyata pada satu sisi sayap lalat itu terdapat racun yang berbahaya, dan penawar dari racun itu ada di satu sisi yang lain pada sayapnya. Jadi hikmahnya, DARI MANAPUN RACUN ITU BERASAL, PASTI PENAWARNYA TAK JAUH DARI RACUN TERSEBUT. Percayalah !!

Jum’at, 24/02/2012. Yogyakarta @ Asmaniar.

0 komentar:

Posting Komentar