Sore itu di pendapa yang
berada di tepi taman pondok, selepas ngaji kitab seorang santri tak langsung
beranjak meninggalkan majlis. Namun dia justru mendekati sang guru, bermaksud
menanyakan suatu hal pada beliau.
‘Guru, saya ingin
bertanya mengenai suatu hal…bagaimana cara kita mendapatkan sesuatu yang paling
sempurna dalam hidup?’
Sang guru menjawab dengan
tenang namun jelas, ‘Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang
paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang.’
Santri tersebut pun
langsung menuruti perintah dari gurunya, ia berjalan lurus perlahan menyusuri
taman bunga itu. Sembari mengamati bunga, berusaha menemukan bunga yang
terbaik. Akan tetapi setelah berjalan sampai ke ujung taman, ternyata santri
tersebut kembali dengan tangan hampa.
Guru tersebut pun
bertanya, ‘Mengapa kamu tidak membawa bunga satu pun?’
Santri tersebut menjawab,
‘Sebenarnya saya tadi sudah menemukannya, tetapi saya berfikir mungkin di depan
sana ada bunga yang lebih indah. Ketika saya sudah sampai di ujung taman, saya
baru sadar bahwa yang saya lihat tadi adalah bunga yang paling indah. Dan saya
pun tidak dapat kembali ke belakang.’
Dengan tersenyum guru
berkata, ‘Ya itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan semakin pula kita
tidak akan pernah mendapatkannya. Karena kesempurnaan yang hakiki tidak pernah
ada (hanya milik Allah SWT). Yang ada hanyalah keikhlasan hati untuk menerima
kekurangan.’
Dari sini kita dapat
belajar, marilah kita sadari bahwa apa
yang kita dapatkan hari ini adalah yang terbaik menurut Allah dan jangan
pernah ragu. Karena dengan kesadaran itu akan menjadikan kita lebih bisa
menerima apa yang ada dalam diri kita dan apa yang kita miliki. (AN)
0 komentar:
Posting Komentar